Jakarta, 14 Agustus 2025 — Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) bersama Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB) berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kolaborasi Kebijakan dan Industri dalam Memperkuat Industri Dalam Negeri” di Menara KADIN Indonesia, Jakarta.
Tujuan dan Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan berbagai asosiasi, pelaku industri, instansi pemerintah, serta anggota PPLBI dan AKPB. FGD bertujuan menjembatani komunikasi antara pemangku kebijakan dan pelaku usaha untuk memperkuat daya saing industri nasional, khususnya dalam menghadapi tantangan arus impor dan mendorong pertumbuhan industri kecil, menengah, maupun besar.
Pembukaan dan Keynote Speech
Acara dibuka dengan sambutan Ketua Umum PPLBI, Utami Prasetiawati, yang menekankan pentingnya sinergi antar pihak untuk menciptakan ekosistem industri yang lebih kompetitif.
“Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha menjadi kunci agar industri kita tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu menjadi pemain utama di pasar regional dan global,” ujarnya.
Sesi keynote speech disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan ALB, Benny Soetrisno, dan Wakil Ketua Umum Bidang Advokasi & Industri ALB, Achmad Widjaja. Keduanya menyoroti pentingnya kebijakan logistik, peran fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB), serta dukungan regulasi sebagai pendorong efisiensi rantai pasok dan daya saing produk lokal.
Sesi Pertama: Penguatan IKM
“Penguatan Industri Kecil Menengah (IKM): Barang Impor – Musuh atau Peluang?” menghadirkan perwakilan IKM seperti PT Pesona Dalam Negeri, CV Seduh Tisane Nusantara, PT Dua Putra Anugerah Sejati, dan Koperasi Sinar Mulia Sejahtera, bersama Bea Cukai dan Kadin Indonesia.
Pada sesi ini, peran Pusat Logistik Berikat (PLB) turut disoroti sebagai harapan baru bagi IKM Indonesia. Melalui PLB, IKM mendapat kemudahan dalam mengimpor bahan baku dan kemasan dalam jumlah kecil dengan penangguhan bea masuk dan pajak impor. Barang dapat ditimbun di PLB dan dikeluarkan bertahap sesuai kebutuhan, sehingga memberi efisiensi biaya dan fleksibilitas produksi.
Sesi Kedua: Bertumbuh di Tengah Gempuran Impor
Sesi kedua bertajuk “Bertumbuh di Tengah Gempuran Impor” menghadirkan narasumber dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), serta DJBC. Diskusi menekankan pentingnya inovasi, efisiensi produksi, serta optimalisasi fasilitas fiskal untuk menjaga keberlanjutan industri tekstil nasional.
Penutup
Acara diakhiri dengan penyerahan plakat kepada narasumber dan foto bersama seluruh peserta.
Dari FGD ini, diharapkan terbangun pemahaman bersama mengenai kebijakan dan strategi industri yang mampu melindungi sekaligus memajukan produk dalam negeri di tengah tantangan perdagangan global.